PELAYANAN DARAH
STANDARD 1. FALSAFAH DAN
TUJUAN
Rumah sakit dapat memberikan pelayanan darah kepada pasien sesuai dengan
ilmu pengetahuan kedokteran mutakhir dan standar pelayanan profesi. Tujuan
pelayanan darah adalah untuk keperluan pengobatan dan pemulihan kesehatan pasien
yang mencakup masalah-masalah pengadaan, pengolahan dan penyampaian darah kepada
pasien.
S.1.P.1. Rumah sakit menyelenggarakan pelayanan
darah selama 24 jam terus
menerus
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak
ada pelayanan darah
|
1
|
=
|
Ada pelayanan darah tidak lengkap tersedia pada jam-jam
tertentu
|
2
|
=
|
Ada pelayanan darah tidak lengkap tersedia selama jam
kerja
|
3
|
=
|
Ada pelayanan darah lengkap tersedia selama jam
kerja
|
4
|
=
|
Ada pelayanan darah tidak lengkap tersedia selama 24
jam
|
5
|
=
|
Ada pelayanan darah lengkap tersedia selama 24
jam
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Yang
dimaksud dengan pelayanan darah lengkap adalah (1) melayani permintaan darah,
(2) menyimpan persediaan darah, (3) melakukan Uji Cocok Serasi (cross match),
(4) melakukan Pemeriksaan Serologi Gol.Darah (blood typing), (5) melakukan
administrasi, (6) melakukan Uji Saring ( blood screening).
Pelayanan darah tidak lengkap jika melakukan hanya (1) s/d.
(5).
Yang dimaksud dengan jam kerja adalah jam-jam yang ditentukan untuk
bekerja di kantor (07.00 – 14.00 atau 08.00-15.00).
Yang dimaksud dengan melaksanakan administrasi adalah, antara lain, melakukan pencatatan dan atau pelaporan
seperti dimaksud di S.2.P.3., absensi pegawai, surat – menyurat dan lain
sebagainya.
|
C.P. :
|
D
=
|
Dokumen/bukti permintaan darah, bukti penyerahan darah yang diminta,
catatan stok darah, daftar pegawai
|
|
O =
|
|
|
W =
|
Petugas unit kerja pelayanan
darah, Kepala Ruangan Rawat Inap, Kepala Keperawatan Gawat
Darurat
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
STANDARD
2. ADMINISTRASI DAN
PENGELOLAAN
Pelayanan darah diorganisasi dan dikelola untuk menunjang tindakan medis
sesuai dengan standar profesi.
S.2.P.1. Ada unit kerja dengan tugas
mengelola pelayanan darah.di rumah sakit
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak ada unit kerja; tidak ada pelayanan
darah
|
1
|
=
|
Ada unit kerja; tidak ada pelayanan darah
|
2
|
=
|
Tidak ada unit kerja; ada pelayanan darah tidak lengkap; tidak ada kerja
sama dengan PMI setempat
|
3
|
=
|
Tidak ada unit kerja; ada
pelayanan darah lengkap; tidak ada kerja
sama dengan PMI setempat
|
4
|
=
|
Ada unit kerja; ada pelayanan darah tidak lengkap; tidak ada kerja sama
dengan PMI setempat
|
5
|
=
|
Ada unit kerja; ada pelayanan darah lengkap; ada kerja sama dengan PMI
setempat
|
|
|
|
D.O.
|
|
Yang dimaksud dengan unit kerja adalah sebuah satuan organisasi,
struktural maupun fungsional, didalam struktur organisasi rumah sakit yang ada,
dilengkapi dengan bagan organisasi,
uraian tugas dan penetapan tenaga didalamnya. Contoh unit kerja adalah
Bank Darah, Unit Transfusi Darah Rumah Sakit, atau unit kecil di Laboratorium;
Penetapan unit kerja, uraian tugas dan penetapan tenaga/pegawai didalamnya harus
dengan SK Direktur RS;
Kerja sama dengan PMI (Palang Merah Indonesia) setempat harus dibuat
dengan perjanjian tertulis dalam bentuk piagam kerja sama yang memuat hak dan
kewajiban masing2 pihak;
Yang dimaksud dengan pelayanan darah lengkap adalah seperti penjelasan
di D O :
S.1.P.1.
|
|
|
|
C.P. :
|
D
=
|
SK Direktur tentang organisasi unit kerja, uraian tugas dan SK
penempatan tenaga/pegawai, Kerja Sama dengan Palang Merah Indonesia
(PMI)
|
|
O =
|
|
|
W =
|
|
|
|
|
Skor:
|
|
|
S.2.P.2. Ada pencatatan dan pelaporan kegiatan pelayanan
darah
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak
ada pencatatan
|
1
|
=
|
Ada pencatatan, tidak lengkap dan tidak dibukukan dalam arsip/file
tersendiri
|
2
|
=
|
Ada
pencatatan, tidak lengkap; sudah dibukukan dalam arsip/file
tersendiri
|
3
|
=
|
Ada pencatatan, lengkap; sudah dibukukan dalam arsip/file
tersendiri
|
4
|
=
|
Ada pencatatan lengkap; sudah dibukukan dalam arsip/file tersediri;
Dilaporkan kepada pimpinan rumah sakit
|
5
|
=
|
Ada pencatatan lengkap; sudah dibukukan dalam file
tersendiri;
Dilaporkan kepada pimpinan rumah sakit disertai tindak lanjut atas
laporan
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Jenis pencatatan dan pelaporan meliputi, antara lain, hal-hal dibawah
ini :
- Permintaan rutin dan darurat meliputi golongan darah, jenis darah
(komponen), jumlah (kantong/unit/cc).
- Stok
darah per bulan/minggu.
- Pengembalian
darah yang tidak terpakai meliputi golongan darah, jenis darah (komponen),
jumlah, nomor kantong/unit.
- Jumlah
darah rusak/expired.
- Jumlah
pemakaian darah meliputi golongan darah, jenis darah (komponen), jumlah
kantong/unit/cc.
- Jumlah
pemeriksaan golongan darah, cross match, uji saring
(screening).
- Kejadian reaksi transfusi darah meliputi jumlah, nomor kantong/unit
darah, tanggal.
- Response
time (penyerahan) permintaan.
|
|
|
|
C.P. :
|
D
=
|
Dokumen pencatatan dan pelaporan atau computer file, bukti tindak
lanjut
|
|
O =
|
|
|
W =
|
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
STANDARD 3. STAF DAN
PIMPINAN
Pelayanan darah dipimpin oleh seorang ahli patologi klinik atau dokter
umum yang telah memperoleh latihan khusus, dibantu oleh tenaga laboratorium yang
memadai dan berpengalaman untuk pelaksanaan prosedur
immunohematologi.
S.3.P.1.
Ada dokter sebagai penanggung jawab
pelayanan darah
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Unit kerja pelayanan darah dipimpin bukan tenaga
kesehatan
|
1
|
=
|
Unit kerja pelayanan darah dipimpin
tenaga analis kesehatan
|
2
|
=
|
Unit kerja dipimpin dokter umum belum terlatih dan bekerja purna
waktu
|
3
|
=
|
Unit kerja dipimpin dokter umum
terlatih dan bekerja paruh waktu
|
4
|
=
|
Unit kerja dipimpin dokter umum
terlatih dan bekerja purna waktu
|
5
|
=
|
Unit kerja pelayanan darah dipimpin dokter spesialis patologi klinik/
dokter spesialis hematologi dan bekerja purna
waktu
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Pelatihan
yang dimaksud adalah pelatihan di bidang transfusi darah yang diselenggarakan oleh Palang Merah
Indonesia atau institusi lain, misalnya rumah
sakit
|
C.P. :
|
D
=
|
SK sebagai Kepala unit kerja dari Direktur RS, Sertifikat
Pelatihan
|
|
O =
|
|
|
W =
|
Kepala unit kerja, Direktur RS
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
S3 P2 Tersedia tenaga untuk memberikan pelayanan darah
dengan jumlah dan kualifikasi yang mencukupi
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak tersedia petugas pelayanan darah
|
1
|
=
|
Jumlah tenaga tidak cukup, semua tenaga tidak memenuhi kualifikasi
tenaga yang ditentukan
|
2
|
=
|
Jumlah
tenaga cukup, semua tenaga tidak memenuhi kualifikasi tenaga yang
ditentukan
|
3
|
=
|
Jumlah tenaga cukup, sebagian besar tenaga tidak memenuhi kualifikasi
yang ditentukan
|
4
|
=
|
Jumlah tenaga cukup, sebagian besar
tenaga memenuhi kualifikasi yang
ditentukan
|
5
|
=
|
Jumlah
tenaga cukup, semua tenaga yang ada memenuhi kualifikasi yang
ditentukan
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Untuk menetapkan jumlah dan kualifikasi tenaga harus dibuat pola
ketenagaan di unit kerja pelayanan darah dan ditetapkan dengan keputusan
Direktur RS. Pola ketenagaan ini dapat dibuat berdasar beban kerja misalnya atau
dengan metoda lain. Dalam pola ketenagaan ini juga ditetapkan persyaratan
pendidikan dari tenaga;
Yang diartikan dengan sebagian besar adalah meliputi 80 % dari jumlah
tenaga yang ada.
|
C.P. :
|
D
=
|
SK
Pola Ketenagaan
|
|
O =
|
|
|
W =
|
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
S3.P3 Ada sistem dan mekanisme
menilai kinerja staf / pegawai secara
berkala.
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak ada sistem dan mekanisme menilai kinerja
staf/pegawai
|
1
|
=
|
Ada sistem dan mekanisme tertulis yang ditetapkan sendiri di unit kerja
pelayanan darah; Sistem dan mekanisme belum dilaksanakan
|
2
|
=
|
Ada sistem dan mekanisme tertulis yang ditetapkan sendiri di unit kerja
pelayanan darah; Sistem dan mekanisme sudah
dilaksanakan
|
3
|
=
|
Ada sistem dan mekanisme tertulis yang ditetapkan pimpinan rumah sakit;
Sistem dan mekanisme belum dilaksanakan
|
4
|
=
|
Ada sistem dan mekanisme tertulis yang ditetapkan pimpinan rumah sakit;
Sistem dan mekanisme sudah dilaksanakan
|
5
|
=
|
Ada sistem dan mekanisme tertulis yang ditetapkan pimpinan rumah sakit;
Sistem dan mekanisme sudah dilaksanakan disertai evaluasi dan tindak
lanjutnya
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Contoh
dari sistem dan mekanisme untuk melakukan penilaian terhadap kinerja pegawai
adalah DAFTAR PENILAIAN PEKERJAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (DP.3) yang berlaku
dilingkungan pegawai negeri sipil. Dalam sistem dan mekanisme ini harus dimuat
indikator untuk menilai apakah pegawai
sudah mentaati dan melaksanakan sepenuhnya semua prosedur pemeriksaan
darah.
|
C.P. :
|
D
=
|
Ketetapan tentang sistem dan mekanisme menilai kinerja staf/pegawai;
bukti pelaksanaan, rekomendasi dan tindak
lanjutnya.
|
|
O =
|
|
|
W =
|
Kepala unit kerja pelayanan darah.
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
STANDARD
4. FASILITAS DAN
PERALATAN
Fasilitas dan peralatan yang cukup harus disediakan agar tercapai
pelayanan darah yang cepat, aman dan akurat selama 24 jam
S.4.P.1. Ada ruangan dan peralatan yang memungkinkan staf/pegawai menjalankan tugasnya.
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak tersedia ruangan dan peralatan untuk memberikan pelayanan
darah
|
1
|
=
|
Tersedia ruangan dan peralatan terbatas untuk memberikan pelayanan
darah
|
2
|
=
|
Tersedia ruangan yang cukup
memadai dengan peralatan terbatas untuk memberikan pelayanan
darah
|
3
|
=
|
Tersedia ruangan dan peralatan yang cukup memadai untuk memberikan
pelayanan darah
|
4
|
=
|
Tersedia ruangan yang memadai
dengan peralatan lengkap untuk memberikan pelayanan
darah
|
5
|
=
|
Tersedia ruangan yang memadai
dengan peralatan sangat lengkap untuk memberikan pelayanan
darah
|
D.O.
|
:
|
Yang dimaksud dengan ruangan dan peralatan terbatas adalah jika
pekerjaan administrasi dan laboratorium darah dikerjakan bersama dalam satu
ruangan dan di tempat/meja yang tidak terpisah; Yang dimaksud dengan peralatan
terbatas adalah jika tersedia peralatan untuk melakukan hanya satu jenis
pemeriksaaan lab. Darah sederhana;
Yang dimaksud dengan ruangan cukup memadai adalah jika pekerjaan
administrasi dan lab. Darah dikerjakan tidak bersama dalam satu ruangan akan
tetapi dikerjakan pada dua tempat yang terpisah; Yang dimaksud dengan peralatan
cukup memadai adalah jika peralatan tersedia hanya untuk dua jenis
pemeriksaan lab.
Darah;
Yang dimaksud dengan ruangan yang memadai adalah jika pekerjaan
administrasi dan lab. Darah dilakukan di ruangan-ruangan yang
terpisah;
Yang dimaksud dengan peralatan lengkap adalah tersedia peralatan untuk
melakukan pemeriksaan 3 jenis lab.darah;
Yang dimaksud dengan peralatan sangat lengkap jika semua jenis
pemeriksaan lab.darah dapat dilakukan, termasuk membuat produksi komponen
darah.
Fungsi /Pekerjaan lab. Darah yang dilakukan di unit kerja pelayanan
darah meliputi : pengambilan sample darah, Pemeriksaan Serologi Gol.Darah (blood
typing), Uji Cocok Serasi (cross matching), Uji Saring (screening) darah
terhadap penyakit tertentu.
|
C.P.
:
|
D
=
|
Daftar
peralatan, denah ruangan
|
|
O =
|
|
|
W =
|
|
Skor:
|
|
|
S.4.P.2. Tersedia fasilitas
penyimpanan darah dan komponennya
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak
tersedia fasilitas penyimpanan
|
1
|
=
|
Tersedia fasilitas penyimpanan
tidak memenuhi syarat dan digunakan bersama untuk keperluan lain
|
2
|
=
|
Tersedia
fasilitas penyimpanan memenuhi syarat, digunakan bersama untuk keperluan
lain
|
3
|
=
|
Tersedia
fasilitas penyimpanan memenuhi syarat
dan tidak dipakai bersama untuk keperluan lain; fasilitas yang ada belum
memenuhi kebutuhan
|
4
|
=
|
Tersedia
fasilitas penyimpanan memenuhi syarat
dan kebutuhan; tidak dipakai bersama untuk keperluan lain tidak dirawat/
dimaintenance
|
5
|
=
|
Tersedia
fasilitas penyimpanan memenuhi syarat
dan kebutuhan; tidak dipakai bersama untuk keperluan lain
dirawat/dimaintenance.
|
D.O.
|
:
|
1.
Yang
dimaksud dengan memenuhi kebutuhan adalah volume fasilitas/almari penyimpanan
darah (blood bank refrigerator) dapat menampung jumlah darah/komponen darah yang
dibutuhkan
2. “Dipakai bersama” adalah jika fasilitas penyimpanan dipakai juga untuk
menyimpan bukan darah, seperti menyimpan bahan makanan, minuman dan lain
sebagainya
3. Fasilitas/almari penyimpanan darah (blood bank refrigerator) harus
mempunyai suhu tetap 4 +/- 2 *C ( 1 – 6 *Celcius) yang dapat terbaca pada alat
termometer; Almari penyimpanan ini harus dilengkapi dengan sistem alarm yang
akan berbunyi jika temperatur berubah diluar batas yang ditetapkan; Termometer
harus dipantau terus menerus dalam 24 jam dan disertai catatan hasil
pemantauan
4. Almari penyimpanan harus selalu bersih dan diberi tanda jelas yang
menunjukkan pembagian tempat/ruang untuk penempatan darah atau komponen darah
yang sudah atau belum dilakukan cross match, darah yang akan dikembalikan ke
PMI, darah titipan, contoh darah, reagens, dll.
|
C.P. :
|
D
=
|
Denah
ruangan
|
|
O =
|
Almari
penyimpanan darah
|
|
W =
|
Kepala unit kerja pelayanan darah
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
S4. P3. Tersedia peralatan dan
bahan (reagens) untuk pemeriksaan darah
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak tersedia peralatan dan bahan
(reagens)
|
1
|
=
|
Tersedia peralatan dan bahan
(reagens) tetapi belum memenuhi kebutuhan
|
2
|
=
|
Tersedia peralatan dan bahan (reagens) untuk blood typing
|
3
|
=
|
Teresedia
peralatan dan bahan (reagens) untuk blood typing dan cross
matching
|
4
|
=
|
Tersedia
peralatan dan bahan (reagens) untuk blood typing, cross match dan blood
screening (uji saring).
|
5
|
=
|
Tersedia
peralatan dan bahan (reagens) untuk blood typing, cross match, blood screening
dan produksi komponen darah
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Yang
dimaksud dengan belum mencukupi kebutuhan adalah jika jumlah dan jenis bahan dan
atau peralatan tidak sesuai dengan yang
dibutuhkan.
|
C.P. :
|
D
=
|
Daftar peralatan dan stok bahan
(reagens).
|
|
O =
|
-
|
|
W =
|
-
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
STANDARD
5. KEBIJAKAN DAN
PROSEDUR
Harus
ada kebijakan dan prosedur yang tertulis yang mencerminkan pengelolaan pelayanan
darah sesuai dengan peraturan yang berlaku dan kemajuan ilmu sehingga dapat
sebagai acuan bagi petugas dalam memberikan pelayanan darah.
S.5.P.1. Ditetapkan kebijakan dan
prosedur pelayanan darah
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak ada kebijakan dan prosedur pelayanan
darah
|
1
|
=
|
Ada kebijakan dan prosedur tidak tertulis pelayanan
darah
|
2
|
=
|
Ada kebijakan tertulis dan prosedur tertulis pelayanan darah; yang
ditetapkan sendiri di unit kerja pelayanan darah
|
3
|
=
|
Ada kebijakan dan prosedur tertulis pelayanan darah tidak lengkap
ditetapkan pimpinan RS
|
4
|
=
|
Ada kebijakan dan prosedur tertulis lengkap, ditetapkan pimpinan rumah
sakit belum pernah dievaluasi
|
5
|
=
|
Ada kebijakan dan prosedur tertulis lengkap ditetapkan pimpinan rumah
sakit disertai evaluasi dan tindak lanjutnya
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Kebijakan dan prosedur yang harus ditetapkan pimpinan rumah sakit
meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.
Penyimpanan
darah dan komponen darah
2.
Penyerahan
darah yang diminta pasien
3.
Kualitas
dan keamanan darah
4.
Cross
matching dan tes kecocokan
5. Identifikasi donor dan penerima (jika ada)
6.
Pengembalian
darah yang tidak terpakai
7.
Screening
darah terhadap beberapa penyakit tertentu
8. Pencatatan dan pelaporan dari reaksi yang timbul dari transfusi
darah
9. Pengadaan darah rutin dan darurat.
10. Penanganan limbah (medis dan non medis) dan pembuangan
sampah.
Rujukan yang dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan dan prosedur
tersebut diatas adalah “Buku Pedoman Pelayanan Transfusi Darah” yang diterbitkan
bersama oleh Dep.Kes,WHO,UNFA modul 1,2,3, dan 4, pada bulan April
2001.
|
C.P.
:
|
D
=
|
|
|
O =
|
|
|
W =
|
|
|
|
|
Skor:
|
|
|
|
|
|
S.5.P.2. Ditetapkan Panitia/Sub-Komite
Transfusi Darah
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak ada Panitia/Sub-Komite Transfusi
Darah
|
1
|
=
|
Pembentukan Panitia/Sub-Komite sudah ditetapkan, belum ada rencana
kerja
|
2
|
=
|
Panitia/Sub-Komite sudah ditetapkan ada rencana kerja akan tetapi belum
berfungsi
|
3
|
=
|
Panitia/Sub Komite Sudah ditetapkan dan sudah berfungsi belum ada
evaluasi
|
4
|
=
|
Panitia/Sub-Komite sudah ditetapkan dan sudah berfungsi disertai adanya
evaluasi dan rekomendasi
|
5
|
=
|
Panitia/Sub-komite sudah ditetapkan dan sudah berfungsi disertai tindak
lanjut hasil rekomendasi
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Panitia dan atau Sub-komite ini dapat dibentuk dibawah Komite Medik
rumah sakit. Fungsi Panitia/Sub-Komite Transfusi Darah ini antara lain,
melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan transfusi darah di rumah sakit, evaluasi
terhadap pemakaian darah (pemberian darah secara rasional), atau evaluasi
terhadap reaksi yang timbul akibat transfusi darah dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan darah.
|
|
|
|
C.P. :
|
D
=
|
SK
pembentukan Panitia/Sub-Komite Transfusi Darah, notulen rapat, laporan
Panitia/sub-Komite
|
|
O =
|
|
|
W =
|
Ketua
Panitia/Sum-Komite
|
|
|
|
Skor
|
|
|
|
|
|
Semua staf mempunyai kesempatan untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan
yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan.
S.6.P.1. Ada program orientasi bagi
pegawai baru di unit pelayanan darah
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak ada program atau kegiatan
orientasi.
|
1
|
=
|
Tidak
ada program ; ada kegiatan orientasi.
|
2
|
=
|
Ada
program orientasi; belum ditetapkan Direktur; ada kegiatan
orientasi.
|
3
|
=
|
Ada program orientasi; ditetapkan Direktur, ada kegiatan orientasi tidak
sesuai program.
|
4
|
=
|
Ada program orientasi; ditetapkan Direktur, ada kegiatan orientasi
sesuai program belum dievaluasi.
|
5
|
=
|
Ada
program orientasi; ditetapkan Direktur, ada kegiatan orientasi teratur disertai
dengan evaluasi terhadap program dan tindak
lanjutnya
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Yang dimaksud dengan orientasi adalah orientasi bagi pegawai baru di
rumah sakit atau pindahan dari unit lain ke unit pelayanan
darah
|
C.P. :
|
D
=
|
Dokumen program orientasi daftar tenaga yang mengikuti
orientasi
|
|
O =
|
-
|
|
W =
|
Pimpinan
pelayanan darah
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
S.6.P.2. Program pelatihan dilaksanakan
sesuai kebutuhan organisasi
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak ada program atau kegiatan
pelatihan
|
1
|
=
|
Tidak ada program ; ada kegiatan pelatihan tidak
terstruktur
|
2
|
=
|
Ada program pelatihan; belum lengkap, ada kegiatan pelatihan tidak
terstruktur
|
3
|
=
|
Ada
program pelatihan; belum lengkap, ada
kegiatan pelatihan.
|
4
|
=
|
Ada
program pelatihan; lengkap, ada kegiatan pelatihan sesuai program, belum
dilakukan evaluasi.
|
5
|
=
|
Ada
program pelatihan; lengkap, ada kegiatan pelatihan sesuai program, disertai dengan evaluasi terhadap program dan
tindak lanjutnya
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Pelatihan
terstruktur adalah pelatihan yang dilaksanakan sesuai program yang ditetapkan
oleh pimpinan unit kerja pelayanan darah ; Program pelatihan lengkap jika
program pelatihan memuat kegiatan untuk meningkatkan ketrampilan tenaga sesuai
dengan bidang tugasnya
masing-masing
|
C.P. :
|
D
=
|
Dokumen program pelatihan, daftar tenaga yang mengikuti pelatihan
|
|
O =
|
|
|
W =
|
Pimpinan
pelayanan darah
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
|
|
|
STANDARD
7. EVALUASI DAN PENGENDALIAN
MUTU
Ada upaya penilaian kemampuan dan hasil pelayanan darah secara terus
menerus.
S.7.P.1. Ada evaluasi berkala mengenai
kebijakan dan prosedur pelayanan darah
Skor
|
:
|
|
0
|
=
|
Tidak ada evaluasi terhadap kebijakan dan
prosedur
|
1
|
=
|
Ada evaluasi tidak teratur terhadap sebagian kecil kebijakan dan
prosedur
|
2
|
=
|
Ada evaluasi tidak teratur
terhadap sebagian besar kebijakan dan prosedur
|
3
|
=
|
Ada evaluasi berkala terhadap sebagian kecil kebijakan dan prosedur
pelayanan darah
|
4
|
=
|
Ada evaluasi berkala terhadap sebagian besar kebijakan dan prosedur
pelayanan darah
|
5
|
=
|
Ada evaluasi berkala terhadap semua kebijakan dan prosedur pelayanan
darah disertai rekomendasi dan tindak lanjutnya
|
|
|
|
D.O.
|
:
|
Yang perlu dilakukan evaluasi secara berkala adalah hal-hal yang
dijelaskan di D O S.5.
P.1.
|
C.P. :
|
D
=
|
Ketetapan tentang kebijakan dan prosedur pelayanan darah, bukti
evaluasi, rekomendasi dan tindak lanjutnya
|
|
O =
|
|
|
W =
|
Kepala unit kerja pelayanan darah
|
|
|
|
Skor
:
|
|
|
***
Rev. Maret 2007 ***
|